SURABAYA - Ditinggal dua personel tak membuat Jamrud kehilangan ciri khasnya. Grup rock binaan promotor kondang Log Zhelebour ini masih mengusung lirik-lirik nyeleneh macam Suti dan Tejo.
Kali ini yang jadi titik bidik euforia politik yang makin menghangat. Untuk meramaikan pesta demokrasi di Tanah Air, Jamrud menghadirkan lagu Mimpi Jadi Presiden dan 1+2+3 = Gila.
“Lagu 1+2+3=Gila itu diilhami pengalaman saudara saya sendiri. Kehidupannya yang mapan terenggut obsesi jadi caleg. Duh!” ucap Azis, pentolan Jamrud yang ditemui di Hotel Garden Palace, Jumat (13/2) siang. Malam harinya, Jamrud yang kini diawaki Aziz Mangasi Siagian (gitar), Ricky Teddy (bass), Jaja Amdonal (vokal), Danny Rachman (drum), dan Muhammad Irwan (gitar) mengisi Konser Valentine di halaman Balai Pemuda.
Azis juga mengkritisi minimnya latar belakang pendidikan dan pengalaman para caleg. Sorotan yang tak kalah tajam juga ditujukan Azis pada para politisi baru yang menguasai televisi dan tiang di berbagai sudut kota itu. Sedangkan Mimpi Jadi Presiden, lanjur Azis, adalah refleksi Jamrud terhadap banyaknya orang yang berambisi menjadi presiden.
Rekaman alb
um New Performance 2009 dilakukan Jamrud selama sebulan di Bandung. Untuk pertama kalinya proses rekaman dilakukan dengan sistem digital, bukan analog. Langkah ini diambil karena banyak studio rekaman sistem analog di negeri ini yang gulung tikar.
Unsur rock balada tetap dimasukkan yaitu pada lagu Ingin Kembali. “Lagu-lagu Jamrud yang hits sebagian besar bermelodi agak kalem seperti Pelangi di Matamu, Terima Kasih, Maaf, dan Kabari Aku,” begitu pungkas Azis.
.png){kind=small}
