Maka, ''Konser Super Duo Live: White Lion vs Jamrud'' yang diusung Djarum Super di Stadion Diponegoro Semarang semalam lalu seolah-olah memberi tengara bahwa tak selamanya kecintaan pada grup musik dari dua generasi yang berbeda tak bisa disatukan dalam satu arena konser. Puluhan ribu orang yang memadati stadion itu semalam menjadi bukti atas semua itu.
Ya, sejak sekitar pukul 19.00 semalam para pecinta hard rock itu telah memadati Stadion Diponegoro. Sebelum pintu masuk dibuka, mereka memadati bagian depan stadion hingga meluber di sepanjang Jalan Ki Mangunsarkoro.
Konser baru dimulai pukul 20.00 oleh Jamrud dengan lagu pembuka ''Ingin Kawin''. Histeria massa bahkan telah terjadi pada saat sembari menunggu Krisyanto (vokalis Jamrud) menggeber lagu pembuka itu, panitia memutar iklan mengenai konser itu pada dua layar di sisi panggung.
Jamrud menyajikan 20 lagu. Sekadar catatan, serupa dengan tur musik Jamrud tahun lalu, ada pola tetap dalam setiap konsernya. Konser selalu dibuka dengan lagu bertajuk ''Ingin Kawin'' dan dituntaskan dengan ''Terima Kasih''. Tapi yang pasti, 20 lagu yang disajikan Jamrud bukan lagi lagu yang asing bagi para Jammers (Fans mania JAMRUD) Semarang.
Buktinya? Hampir setiap Krisyanto beraksi di depan mikrofon, ditingkahi dominasi gitar Azis MS, cabikan bass Ricky Teddy, dan dentuman drum Herman, para Jammers itu tak capai-capainya bernyanyi bersama sembari bergoyang-goyang.
Ambil contoh satu fans berat Jamrud dari Tugu Semarang bernama Heri Teguh. ''Saya hapal hampir semua lagu Jamrud. Maka, setiap konser di sini, saya tak pernah melewatkannya,'' ujar dia sembari tetap bergerak-gerak mengikuti musik.
Maka, lagu-lagu seperti atau ''Surti Tejo'', ''Leboy'', ''Otak Kotor'', ''Kabari Aku'',''Naksir Abis'' hampir selalu terlantun dengan backing vokal massal.
Sama
Histeria serupa pun tercipta spontan begitu White Lion tampil seusai Jamrud merampungkan 20 lagu. Menyitir ucapan Log Zhelebour selaku promotor, tampilnya kelompok itu usai Jamrud hanyalah semata-mata penghormatan buat tamu. ''Tak ada band pembuka atau penutup. Keduanya sama.''
White Lion mengusung 16 lagu. Beberapa lagu yang tersaji boleh dibilang sangat legendaris bagi fans di masa kejayaan kelompok asal Santa Monica, Amerika Serikat itu. Lagu-lagu hits itu antara lain ''Lonely Nights'', ''When the Children Cry'', ''You're All I Need'', dan ''Till Death Do Us Part''.
Meskipun formasinya telah berubah dengan hanya menyisakan motor White Lion era 1980-an (Mike Tramp), kelompok itu tampil dengan gaya yang seolah-olah serupa dengan saat kejayaan mereka. Penonton terpukau menyaksikan aksi Mike Tramp (vokal), Jamie Law (gitar), Matt Mac Auliffe (bas), dan Stephen Crafter (drum).
Histeria memuncak begitu dua kelompok itu tampil bersama menggaungkan ''Rocking in the Free World'' sekaligus menutup konser pada sekitar pukul 23.30. Boleh jadi lagu itulah yang ditunggu-tunggu penonton yang ingin melihat bagaimana keduanya tampil sepanggung.
Konser berakhir dengan sukses. Kalau ada riak kecil, itu hanya berupa sebuah lemparan batu dari penonton yang meminta masuk di luar stadion pada saat pertunjukan telah berlangsung sekitar satu jam sejak dibuka. Begitu mereka diizinkan masuk, segalanya berjalan lancar.
Orang yang melempar batu itu barangkali memang tak mendengar pesan damai Krisyanto saat membuka konser. ''Jangan ada keributan! Setuju?'' kata sang vokalis.